Konsep Bikin Majalah

29/10/2009 04:23

KONSEP MEMBUAT MAJALAH

Bukanlah hal mudah jika kita membuat hal yang baru, seperti orang yang keberadaannya di tempat yang asing,,, oleh karena itu saya buat suatu makalah yang jauh mendekati sempurna ini,,, dikarenakan bukan hal-hal tertentu melainkan demi membantu kalian semuanya…

Mudah-mudahan hal yang saya tulis ini sedikitnya bisa membantu dan memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai bagaimana caranya membuat suatu majalah.

Ada sedikitnya 3 hal yang akan saya jelaskan mengenai pembuatan ini:

PERJALANAN

Adapun hal membuat suatu media kampus memerlukan awalan atau langkah pertama didalamnya. Walau bukan sama sekali mokal, saya kira agak berat, sebuah kampus ujung-ujung bisa bikin majalah yang bagus!

Ada banyak ’proyek rintisan’ sebelum media kampus (majalah) jadi benar-benar hebat. Kita bisa berlatih dengan mengelola majalah dinding, buletin, sampai akhirnya menjadi majalah.

Apa pun bentuk media yang dipilih, secara prinsip rubrikasi atau isi dan manajemen redaksionalnya sama saja. Yang berbeda hanyalah ukuran, jumlah halaman, dan (barangkali) kualitas cetaknya.

Rubrikasi

Rubrikasi adalah seatu isi, isi dari majalah yang dibuat.

Baiklah, kita pilih satu bentuk media: MAJALAH. Persoalannya, untuk memulai pembuatan majalah kampus, kadang-kadang muncul rasa gamang. Awang-awangen. Persoalan sumber daya yang terbatas, komputer ala kadarnya, hingga kendala finansial sering menjadi tali yang menjerat kaki. Padahal, kalau betul-betul diniati, sebenarnya nggak sulit banget kok. Dengan tim redaksi tiga-delapan orang, asal punya komitmen yang kuat, majalah kampus sudah bisa terbit. Peranti untuk mengerjakannya pun tak terlalu rumit. Bahkan dengan komputer sederhana, yang cuma bisa MSWord, tak mengapa.

Setelah pesoalan niat dan komitmen kelar, persoalan berikutnya memulai langkah pembuatannya.

Majalah kampus bisa diisi apa aja sih? Itu pertanyaan yang kerap dilontarkan oleh para siswa, anggota ataupun pengajar (guru!). nyaris pada setiap pelatihan.

Pertanyaan itu akan bisa dijawab sempurna, kalau kita juga tahu persis untuk apa majalah kampus dibuat, termasuk siapa (sasaran) pembacanya. Kalau majalah dibuat dari dan untuk sivitas kampus:

ya mahasiawa / mahasiswi, ya pengajar / guru, atau bahkan orang tua siswa, maka segala hal yang terkait dengan perkampusanlah yang menjadi menu utama sajiannya.

Dalam pembuatan rubrik (rubrikasi) kita boleh kok mengacu pada media umum. Majalah kita bisa saja diisi laporan/liputan utama (headline/HL), editorial, lintas kampus, agenda, artikel, aspirasi pembaca, cerita lucu, kartun, dan masih banyak lagi. Banyak sedikitnya rubrik bergantung pada jumlah halaman yang tersedia di majalah yang dibuat.

Laporan / liputan utama merupakan hasil peliputan tim redaksi tentang suatu topik tertentu untuk ditempatkan pada halaman utama. Topik itu merupakan hasil rapat redaksi yang dilakukan sebelumnya, dengan mempertimbangkan aktualitas, kedekatan, kebutuhan pembaca, atau tingkat kemenarikan bagi pembaca.

Tema menarik, misalnya., kesiapan mahasiswa semester 6 dalam menghadapi UJIAN. Bisa juga, “WC kampus milik siapa?” tentang kamar kecil yang jorok dan penuh coretan, pelajaran yang menyenangkan, atau homeschooling yang lagi ngetren di kalangan artis. Coba tuliskan 5 tema yang bisa diangkat untuk HL edisi depan.

Peristiwa atau Lintas kampus, merupakan hasil peliputan atas peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di kampus. Misalnya, peringatan kelahiran Sang Timur alias Natal, try-out ujian nasional, atau pelatihan jurnalistik ini.

Agenda merupakan berita tentang kegiatan yang akan diselenggarakan. Misalnya, rencana peringatan Valentine’s Day 14 Februari, Pensi bersama Ungu atau Kangen Band, atau pengesahan anggota pencinta alam di Rahtawu.

Artikel atau Opini yang berisi pendapat seseorang tentang sesuatu. Tema dan kemasan tulisannya terserah sepenuhnya pada orang yang menulisnya, mulai dari soal pelajaran, hubungan harmonis ortu-anak, kenakalan remaja, hingga soal-soal politik, sosial, atau agama. “Eh, ngomongin soal curahtan orang atau pacaran, boleh nggak?” menurutmu.

Aspirasi Pembaca merupakan rubrik yang disiapkan untuk pembaca, agar bisa menyampaikan unek-uneknya. Unek-unek itu bisa disampaikan lewat surat atau bisa juga dalam bentuk SMS. Rubrik “SMS Piye Jal”, yang berisi unek-unek semacam itu, merupakan salah satu rubrik terfavorit di Suara Merdeka.

Di samping rubrik-rubrik “berat”, pembaca juga memerlukan bacaan yang ringan dan menghibur. Maka, majalah kampus bisa “diceriakan” dengan rubrik Cerita Lucu, Anekdot, atau Kartun.

 

Tahapan

Ayo, kita mulai membuat majalah! Eits, sabar dulu, brow. Kita perlu tahu dulu apa saja yang mesti dipersiapkan untuk membuat majalah ampus yang (rada) bagus dan nggak malu-maluin.

Konsep. Sebelum pekerjaan reportase dan penulisan isi dilakukan, kita mesti membuat konsep terlebih dulu majalah kampus kita. Perlu disiapkan, apa nama majalah yang akan kita terbitkan, tagline atau slogan (kalau ada), siapa yang akan mengerjakan, target pembaca, rubrik, jumlah halaman, hingga dicetak berapa eksemplar, terbit setiap hari atau seminggu sekali, berwarna atau tidak, dan sebagainya.

Pengumpulan tulisan. Kalau konsep majalah dan tim yang akan mengerjakannya sudah terbentuk, mulailah proses pengumpulan tulisan. Tulisan berbentuk laporan/liputan disiapkan oleh awak redaksi, sedangkan tulisan lainnya diperoleh dari para penulis. Untuk tahap awal, ketika majalah kita belum popular, tim redaksi harus rajin “jemput bola” untuk meminta tulisan, artikel, surat pembaca, atau bahkan SMS keluhan dari pembaca.

Penyuntingan atau editing. Setelah tulisan terkumpul, tim editor berbagi tugas untuk melakukan penyuntingan. Tulisan yang salah ketik dibetulkan, logika kalimat yang tak lempang diluruskan, tulisan yang mbundet ditata agar enak dibaca. Termasuk dalam proses ini, pemilahan tulisan yang layak muat, apakah dipasang sekarang, di-pending untuk edisi depan, atau masuk tong sampah saja? , itu tinggal simpulkan dan sepakati saja.

Setting/lay-out dan cetak. Sebelum dicetak, semua tulisan memasuki proses tata wajah atau setting/lay-out. Untuk hasil yang bagus, tata wajah bisa menggunakan program Adobe Photoshop, Adobe PageMaker, InDesign, atau CorelDraw. Namun, bila tak ada rotan, MSWord pun jadilah. Setelah setting/lay-out kelar, hasilnya di-print “hasilnya disebut proof” untuk diperiksa sekali lagi. Jika dipastikan tak ada kesalahan, maka media  siap masuk percetakan.

Sirkulasi. Proses terakhir, majalah yang baru datang dari percetakan, masih kebul-kebul, harus segera didistribusikan kepada pembaca. (AMP)


Web Lainnya